Prak...prak..prak...gong... gemuruh gendang bersahutan dengan gong yang ditabuh para pemusik Indonesia mengawali rentakan penari-penari reog KBRI Beirut saat berpartisipasi pada pembukaan Beekaa Trade Festival di kota Baalbeck – Lebanon, Minggu malam (28 Juni 2009). Pada karnaval malam ini, tim Indonesia mendapat kehormatan berada di urutan start kedua di belakang kelompok penari Lebanon yang membawakan Dabkeh, semacam tarian tradisional Lebanon.
Tepuk tangan penonton riuh ketika pembawa acara memperkenalkan kelompok seni Indonesia dengan tarian Reognya. Tim Reog Indonesia kemudian melangkah pasti lewat di hadapan podium, melakukan atraksi dan berlalu melalui jalan yang dikelilingi kerumunan masyarakat setempat sampai akhirnya berhenti di garis finish. Di depan panggung utama yang dihadiri oleh para pejabat Pemerintahan Lebanon dan kota Baalbeck, “anak-anak” KBRI Beirut menyapa penonton dengan gerak tari Reog yang dinamis dan sedikit mengandung unsur magis. Tidak kalah serunya di luar podium, penari Indonesia juga mendapatkan perhatian dan tepuk tangan meriah dari para pengunjung masyarakat setempat di sepanjang + 1 KM jalan yang dilalui.
Sejumlah 48 kelompok seni dari masyarakat setempat berpartisipasi pada parade / arak-arakan dalam acara ini. Beekaa Festival merupakan pameran pedagangan internasional tahunan yang diikuti oleh para pengusaha lokal dan luar negeri dengan menampilkan berbagai produk dalam negeri Lebanon dan impor. Selain tarian, Indonesia juga berpartisipasi dengan menampilkan berbagai produk manufaktur, furnitur dan handicraft pada ‘stan’ yang berukuran 5x5m.
Walikota Baalbeck Mr. Bassam Raad mengucapkan terima kasih atas partisipasi KBRI Beirut dalam acara pembukaan dan pameran dagang yang sedang berlangsung. Beliau juga menyampaikan penghargaan atas undangan KBRI Beirut kepada Pemerintah Baalbeck bersama belasan pengusaha Lebanon lainnya pada tahun 2008 lalu untuk berkunjung dan melakukan pertemuan bisnis di Indonesia.
Partisipasi Indonesia pada pembukaan festival tahunan ini merupakan kesempatan kedua, setelah pada tahun 2008 lalu pihak panitia juga mengundang KBRI menjadi peserta pameran perdagangan dan sekaligus menampilkan kesenian tradisional Indonesia.
Di akhir acara, Dubes RI menjadi incaran wawancara live beberapa stasiun TV nasional Lebanon yang menanyakan keunggulan dan potensi Indonesia yang bisa dikembangkan dalam kerjasama perdagangan dengan Lebanon. Menjawab hal ini, Dubes Hapsoro menjelaskan bahwa apa yang ditampilkan dalam pameran merupakan sedikit contoh dari produk-produk Indonesia yang bisa dipasarkan di Lebanon. Indonesia memiliki berbagai produk yang berkualitas, tidak hanya manufaktur dan handicraft, tetapi juga produk-produk makanan, minuman, teknologi, tekstil, dll.
Sebelumnya, pada Rabu (24/06) Dubes Hapsoro diundang dalam acara soft launching program Beekaa Trade Festival di Nouras Restoran – Baalbeck. Sebagai satu-satunya Kepala Perwakilan asing yang diundang, Dubes Hapsoro berkesempatan menyampaikan pernyataannya yang diliput oleh semua wartawan setempat dari media cetak dan stasiun TV Almanar. Dubes antara lain memuji pertumbuhan ekonomi Baalbeck yang signifikan dan menyatakan partisipasi Indonesia pada festival tersebut dalam rangka realisasi hubungan yang telah terbina antara Indonesia dan Baalbeck.
Saat ini telah terjalin hubungan yang baik antara komunitas kota Baalbeck dengan Indonesia. Kota Baalbeck yang berada di bagian tenggara Lebanon, merupakan daerah tingkat II (Kota / Kabupaten) dengan mayoritas Muslim Syiah. Saat ini Baalbeck telah memiliki perjanjian kerjasama sister city dengan Kota Jogja – Indonesia. Berbagai bentuk kegiatan kerjasama telah diselenggarakan dalam kerangka perjanjian sister city dimaksud, salah satunya keterlibatan Indonesia pada berbagai pentas dan pertunjukan kesenian di Baalbeck. Walikota Baalbeck, Mr. Bassam Raad juga telah memimpin kunjungan delegasi muhibah kesenian dan perdagangan ke Jogjakarta pada tahun 2008 lalu. Pada saat kunjungan tersebut, tim kesenian Baalbeck tampil dalam beberapa acara di Jogjakarta.
Tepuk tangan penonton riuh ketika pembawa acara memperkenalkan kelompok seni Indonesia dengan tarian Reognya. Tim Reog Indonesia kemudian melangkah pasti lewat di hadapan podium, melakukan atraksi dan berlalu melalui jalan yang dikelilingi kerumunan masyarakat setempat sampai akhirnya berhenti di garis finish. Di depan panggung utama yang dihadiri oleh para pejabat Pemerintahan Lebanon dan kota Baalbeck, “anak-anak” KBRI Beirut menyapa penonton dengan gerak tari Reog yang dinamis dan sedikit mengandung unsur magis. Tidak kalah serunya di luar podium, penari Indonesia juga mendapatkan perhatian dan tepuk tangan meriah dari para pengunjung masyarakat setempat di sepanjang + 1 KM jalan yang dilalui.
Sejumlah 48 kelompok seni dari masyarakat setempat berpartisipasi pada parade / arak-arakan dalam acara ini. Beekaa Festival merupakan pameran pedagangan internasional tahunan yang diikuti oleh para pengusaha lokal dan luar negeri dengan menampilkan berbagai produk dalam negeri Lebanon dan impor. Selain tarian, Indonesia juga berpartisipasi dengan menampilkan berbagai produk manufaktur, furnitur dan handicraft pada ‘stan’ yang berukuran 5x5m.
Walikota Baalbeck Mr. Bassam Raad mengucapkan terima kasih atas partisipasi KBRI Beirut dalam acara pembukaan dan pameran dagang yang sedang berlangsung. Beliau juga menyampaikan penghargaan atas undangan KBRI Beirut kepada Pemerintah Baalbeck bersama belasan pengusaha Lebanon lainnya pada tahun 2008 lalu untuk berkunjung dan melakukan pertemuan bisnis di Indonesia.
Partisipasi Indonesia pada pembukaan festival tahunan ini merupakan kesempatan kedua, setelah pada tahun 2008 lalu pihak panitia juga mengundang KBRI menjadi peserta pameran perdagangan dan sekaligus menampilkan kesenian tradisional Indonesia.
Di akhir acara, Dubes RI menjadi incaran wawancara live beberapa stasiun TV nasional Lebanon yang menanyakan keunggulan dan potensi Indonesia yang bisa dikembangkan dalam kerjasama perdagangan dengan Lebanon. Menjawab hal ini, Dubes Hapsoro menjelaskan bahwa apa yang ditampilkan dalam pameran merupakan sedikit contoh dari produk-produk Indonesia yang bisa dipasarkan di Lebanon. Indonesia memiliki berbagai produk yang berkualitas, tidak hanya manufaktur dan handicraft, tetapi juga produk-produk makanan, minuman, teknologi, tekstil, dll.
Sebelumnya, pada Rabu (24/06) Dubes Hapsoro diundang dalam acara soft launching program Beekaa Trade Festival di Nouras Restoran – Baalbeck. Sebagai satu-satunya Kepala Perwakilan asing yang diundang, Dubes Hapsoro berkesempatan menyampaikan pernyataannya yang diliput oleh semua wartawan setempat dari media cetak dan stasiun TV Almanar. Dubes antara lain memuji pertumbuhan ekonomi Baalbeck yang signifikan dan menyatakan partisipasi Indonesia pada festival tersebut dalam rangka realisasi hubungan yang telah terbina antara Indonesia dan Baalbeck.
Saat ini telah terjalin hubungan yang baik antara komunitas kota Baalbeck dengan Indonesia. Kota Baalbeck yang berada di bagian tenggara Lebanon, merupakan daerah tingkat II (Kota / Kabupaten) dengan mayoritas Muslim Syiah. Saat ini Baalbeck telah memiliki perjanjian kerjasama sister city dengan Kota Jogja – Indonesia. Berbagai bentuk kegiatan kerjasama telah diselenggarakan dalam kerangka perjanjian sister city dimaksud, salah satunya keterlibatan Indonesia pada berbagai pentas dan pertunjukan kesenian di Baalbeck. Walikota Baalbeck, Mr. Bassam Raad juga telah memimpin kunjungan delegasi muhibah kesenian dan perdagangan ke Jogjakarta pada tahun 2008 lalu. Pada saat kunjungan tersebut, tim kesenian Baalbeck tampil dalam beberapa acara di Jogjakarta.
Sumber : www.kbri-beirut.org, 28 Juni 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....