Liputan6.com, Jakarta: Indonesia salah satu negara yang memiliki banyak tradisi dan budaya. Seiring modernisasi zaman, banyak kesenian tradisional yang kurang dilestarikan. Untuk terus menjaga kekayaan budaya ini, digelar Festival Reog Ponorogo di anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Ahad (3/9).
Festival keenam berhadiah Rp 50 juta ini diikuti para peserta dari Jakarta dan sekitarnya. Salah satu dari 15 kelompok reog yang berpartisipasi kali ini adalah Singo Budoyo Mudho. Aksi kelompok asal Tanjung Priok, Jakarta Utara, ini memukau penonton saat Patih Pujangganong berjoget menyesuaikan irama musik yang dikolaborasikan dengan lagu Kicir-kicir khas Betawi.
Gerakan 15 penari reog diiringi alunan musik khas Ponorogo yang sarat suara gamelan, gong dan terompet khusus. Warok, Klono Sewandono serta pasukan berkuda yang terdiri dari Jatilan, Pujangganong, dan Pembarong adalah karakter yang dilakoni dalam sebuah pertunjukkan reog.
Diperlukan pula keahlian khusus memainkan reog ini. Selain harus menopang berat reog--berbobot sekitar 40 sampai 50 kilogram--dengan menggigit, pemain pun harus melakukan berbagai gerakan yang atraktif untuk menarik penonton. Acara yang berlangsung sejak pagi ini sekurangnya mampu menyita perhatian ratusan pengunjung yang ingin menyaksikan salah satu atraksi kesenian tradisional asal Jatim ini.
Festival keenam berhadiah Rp 50 juta ini diikuti para peserta dari Jakarta dan sekitarnya. Salah satu dari 15 kelompok reog yang berpartisipasi kali ini adalah Singo Budoyo Mudho. Aksi kelompok asal Tanjung Priok, Jakarta Utara, ini memukau penonton saat Patih Pujangganong berjoget menyesuaikan irama musik yang dikolaborasikan dengan lagu Kicir-kicir khas Betawi.
Gerakan 15 penari reog diiringi alunan musik khas Ponorogo yang sarat suara gamelan, gong dan terompet khusus. Warok, Klono Sewandono serta pasukan berkuda yang terdiri dari Jatilan, Pujangganong, dan Pembarong adalah karakter yang dilakoni dalam sebuah pertunjukkan reog.
Diperlukan pula keahlian khusus memainkan reog ini. Selain harus menopang berat reog--berbobot sekitar 40 sampai 50 kilogram--dengan menggigit, pemain pun harus melakukan berbagai gerakan yang atraktif untuk menarik penonton. Acara yang berlangsung sejak pagi ini sekurangnya mampu menyita perhatian ratusan pengunjung yang ingin menyaksikan salah satu atraksi kesenian tradisional asal Jatim ini.
Liputan 6, 4 Sep 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....