• Peranan Warok Reog Ponorogo dalam Pewarisan Nilai Moral dan Budaya bagi Masyarakat di Kabupaten Ponorogo

    Azizah, Rida. 2008. Peranan Warok Reog Ponorogo dalam Pewarisan Nilai Moral dan Budaya bagi Masyarakat di Kabupaten Ponorogo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FIP Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si, (II) Drs. Suwarno Winarno.

    Kata kunci: Warok, nilai moral, nilai budaya.

    Warok merupakan salah satu bentuk kebudayaan Jawa yang sudah diakui dan dikenal khususnya bagi masyarakat Ponorogo. Bagi masyarakat Ponorogo warok bukan merupakan suatu hal yang asing lagi, justru seseorang akan merasa bangga dan tersentuh hatinya bila disebut Warok. Warok diyakini oleh masyarakat Ponorogo sebagai seseorang yang mempunyai keluhuran budi dan tingkah laku serta memiliki kelebihan ilmu dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya.

    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) sejarah Warok dalam Reog Ponorogo, (2) kriteria seseorang yang berstatus sebagai seorang Warok, (3) perilaku warok yang menggambarkan nilai-nilai moral di masyarakat, (4) peranan Warok dalam mewariskan nilai-nilai moral dan budaya bagi masyarakat di Kabupaten Ponorogo.

    Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Ponorogo yang terfokus pada 5 Eks Pembantu Bupati (EPB) yaitu Kecamatan Ponorogo, Sukorejo, Badegan, Kauman, dan Jetis. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini subjek penelitian adalah tokoh Warok dari kelima Eks Pembantu Bupati yang eksistensinya masih diakui oleh masyarakat Ponorogo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) sejarah munculnya Warok dalam Reog Ponorogo ada dua versi. Pertama, Warok muncul bersamaan dengan jathil yang membawa gong pada saat mengiringi Prabu Klana Sewandana yang hendak mempersunting Dewi Sanggalangit putri dari Kerajaan Kediri. Kedua, munculnya Warok adalah membonceng pada kesenian reog, (2) kriteria seseorang yang berstatus sebagai seorang Warok dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama, Warok memiliki tipologi dan profil, berpakaian khas Ponorogo (Penadon) dengan warna khas baju hitam celana hitam, beserta atribut-atribut sebagai pelengkapnya. Warok mempunyai wibawa, disegani dan dihormati oleh masyarakat. Selain itu Warok juga sebagai pemimpin sekaligus pemain barongan yang mengerti arti hidup dan kehidupan. Dilihat dari tataran ilmu, Warok adalah figur yang kebak ilmu, artinya menguasai ilmu baik lahir maupun batin. Selain itu, Warok juga memiliki ilmu kesaktian dan ilmu kekebalan badan. Kedua, jalan (lelaku) yang harus ditempuh seseorang untuk mencapai Warok terlebih dahulu harus bisa memenuhi 9 (sembilan) syarat pokok, yaitu: berhati bersih dan berpikir positif; sopan santun; jujur, tidak berkata kotor dan berhati-hati; mengurangi keinginan nafsu; berjiwa perwira; adil, bijaksana dan tidak membeda-bedakan; suka menolong tanpa pamrih; sabar; tidak sombong. Selanjutnya seseorang harus melaksanakan Tapa Brata. Terakhir melakukan puasa dari tahap awal, tengah, sampai akhir. (3) perilaku Warok yang menggambarkan nilai-nilai moral di masyarakat antara lain diekspresikan dengan Hasta Brata (delapan laku kepemimpinan), bergaya hidup sederhana yang tidak memikirkan kepentingan duniawi dan selalu mengutamakan kepentingan masyarakat disamping kepentingannya sendiri. Selain itu Warok selalu bersikap jujur, sopan santun dan berhati-hati dalam berucap dan bertingkah laku, berani membela kebenaran, tidak sombong, rendah hati, selalu berfikir jernih dan berani bertanggung jawab, (4) peranan Warok dalam mewariskan nilai moral dan budaya bagi masyarakat di Kabupaten Ponorogo yaitu: sebagai teladan dan panutan bagi masyarakat; sebagai pemimpin, guru serta pembimbing; sebagai pengajar/pelatih, baik dalam membuat perlengkapan reog maupun melatih tari reog; dan sebagai penggerak massa untuk aktif dalam kegiatan kemasyarakatan sekaligus sebagai pengarah, penunjuk, dan pembimbing.

    Berdasarkan temuan penelitian ini, agar disarankan bagi masyarakat Ponorogo dan pelaku kesenian Reog Ponorogo agar mencontoh perilaku-perilaku yang diwariskan oleh Warok serta mengembangkan potensi dengan menciptakan kreasi-kreasi baru dalam berkarya, supaya kesenian Reog bisa tetap eksis sekaligus bisa lebih menarik perhatian penonton. Selain itu figur Warok agar selalu berpegang teguh pada karakteristiknya. Mengingat Reog Ponorogo dan Warok memiliki potensi dan mampu menjadi aset pariwisata daerah, Pemerintah Kabupaten Ponorogo diharapkan melakukan pembinaan serta memfasilitasi sarana dan prasarana kepada para tokoh Warok dalam konteks kesenian Reog.
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Cari Blog Ini



Free Widgets
Free Counter

Networked Blogs

Visitors

Picture of Reog dance

Facebook

Profil Facebook Bahrudin Khoiri

NeoCounter

Follow me

Max Dien - Find me on Bloggers.com

KELANA