indosiar.com, Jember - Keberadaan kesenian Reog Ponorogo tak bisa dilepaskan dari sejarah warga Ponorogo. Meski keberadaan Reog Ponorogo sempat rusik oleh kabar adanya pengakuan dari pihak Malaysia, namun tak menyurutkan semangat warga untuk tetap mencintai seni dari kawasan Jawa Timur tersebut.
Muda - mudi yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Reog Sardulo Anorogo Universitas Jember ini tengah mempersiapkan diri pentas. Penari jatilan, bersolek dan memakai kostum pasukan berkuda.
Rambut dadak merak disisir rapi, seperti namanya dadak merak terdiri dari kepala harimau, kepala merak berikut bulu indah menjulang diatasnya. Pemandangan seperti ini lazim tiga jam sebelum pentas berlangsung.
Reog kenyataannya kini tak hanya ditemukan di Ponorogo. Di Jakarta, Lampung, Kutai, Wonogiri, Solo, Surabaya serta banyak kota lain Reog Ponorogo berkembang dalam balutan unsur budaya lokal. Namun saat Malaysia mempublikasikan Reog Ponorogo yang mereka sebut seni Barongan sebagai kesenian asli mereka, banyak pihak tak percaya.
Para seniman pun terusik dan bertekad mempertahankan seni tradisi tersebut. "Saya sebagai anak muda Indonesia ya merasa prihatin atas pengakuan pihak Malaysia tersebut. Selama ini ada beberapa kesenian yang sudah diklaim Malaysia seperti angklung dan lagu Rasa Sayange dan sekarang reog yang diaku sebagai tari barong" ujar seorang penari bernamaDessy.
Reog Ponorogo berawal dari kisah Prabu Kelana Suwandana dari Kerajaan Tampar Angin untuk mendapatkan gadis pujaannya. Konon sang prabu jatuh hati pada putri Kerajaan Kediri Dewi Sangga Langit yang akan menerima cinta sang prabu bila sang prabu menciptakan kesenian baru, maka terciptalah seni Reog Ponorogo. (Nur Salim/Dv
Muda - mudi yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Reog Sardulo Anorogo Universitas Jember ini tengah mempersiapkan diri pentas. Penari jatilan, bersolek dan memakai kostum pasukan berkuda.
Rambut dadak merak disisir rapi, seperti namanya dadak merak terdiri dari kepala harimau, kepala merak berikut bulu indah menjulang diatasnya. Pemandangan seperti ini lazim tiga jam sebelum pentas berlangsung.
Reog kenyataannya kini tak hanya ditemukan di Ponorogo. Di Jakarta, Lampung, Kutai, Wonogiri, Solo, Surabaya serta banyak kota lain Reog Ponorogo berkembang dalam balutan unsur budaya lokal. Namun saat Malaysia mempublikasikan Reog Ponorogo yang mereka sebut seni Barongan sebagai kesenian asli mereka, banyak pihak tak percaya.
Para seniman pun terusik dan bertekad mempertahankan seni tradisi tersebut. "Saya sebagai anak muda Indonesia ya merasa prihatin atas pengakuan pihak Malaysia tersebut. Selama ini ada beberapa kesenian yang sudah diklaim Malaysia seperti angklung dan lagu Rasa Sayange dan sekarang reog yang diaku sebagai tari barong" ujar seorang penari bernamaDessy.
Reog Ponorogo berawal dari kisah Prabu Kelana Suwandana dari Kerajaan Tampar Angin untuk mendapatkan gadis pujaannya. Konon sang prabu jatuh hati pada putri Kerajaan Kediri Dewi Sangga Langit yang akan menerima cinta sang prabu bila sang prabu menciptakan kesenian baru, maka terciptalah seni Reog Ponorogo. (Nur Salim/Dv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....