Jakarta - Meski tak bisa mendengar dan bicara, sekitar 32 siswa penyandang tuna rungu dan tuna grahita bakal menunjukkan kebolehannya menari Reog di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Upaya mereka dalam memperingati Hardiknas ini patut diacungi jempol. Mereka mendapat tugas khusus menyambut kedatangan SBY. Hardiknas kali ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kali ini peringatan tersebut dipusatkan di SLB A Pembina Tingkat Nasional, Jl. Pertanian, Lebak Bulus, Jakarta. Rencananya peringatan ini akan digelar tepat pukul 11.00 WIB dan dipimpin langsung Presiden SBY. Dipusatkannya Hardiknas di SLB, menurut Direktur SLB A Pembina Tingkat Nasional Mudjito kepada wartawan di lokasi sekolah, Senin, (2/5/2005), bertujuan untuk menghapuskan diskriminasi terhadap penyandang catat dalam bidang pendidikan. "Karena itu kita harap sekolah umum juga hendaknya bersedia menerima murid penyandang cacat yang ingin sekolah di sana," ungkapnya. Sebab, penerimaan siswa cacat di sekolah umum adalah program pendidikan inklusi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sejak 1996. Upacara Hardiknas di sekolah ini akan diikuti seluruh SLB di Jakarta Selatan dengan jumlah siswa sekitar 5000 orang, dan sekolah-sekolah umum lainnya di sekitar Lebak Bulus. Disela acara ini nantinya juga akan diluncurkan tool kits khusus sekolah-sekolah umum dalam menerima siswa penyandang cacat. Dalam tool kits itu dijelaskan mengenai metode pengajaran yang harus disesuaikan oleh sekolah dengan kondisi penyandang cacat. Selain itu, juga akan dipamerkan hasil kerajinan tangan siswa SLB dari seluruh Jakarta, Surabaya dan Lampung.
detikNws.com, 2 mei 2005
Kali ini peringatan tersebut dipusatkan di SLB A Pembina Tingkat Nasional, Jl. Pertanian, Lebak Bulus, Jakarta. Rencananya peringatan ini akan digelar tepat pukul 11.00 WIB dan dipimpin langsung Presiden SBY. Dipusatkannya Hardiknas di SLB, menurut Direktur SLB A Pembina Tingkat Nasional Mudjito kepada wartawan di lokasi sekolah, Senin, (2/5/2005), bertujuan untuk menghapuskan diskriminasi terhadap penyandang catat dalam bidang pendidikan. "Karena itu kita harap sekolah umum juga hendaknya bersedia menerima murid penyandang cacat yang ingin sekolah di sana," ungkapnya. Sebab, penerimaan siswa cacat di sekolah umum adalah program pendidikan inklusi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sejak 1996. Upacara Hardiknas di sekolah ini akan diikuti seluruh SLB di Jakarta Selatan dengan jumlah siswa sekitar 5000 orang, dan sekolah-sekolah umum lainnya di sekitar Lebak Bulus. Disela acara ini nantinya juga akan diluncurkan tool kits khusus sekolah-sekolah umum dalam menerima siswa penyandang cacat. Dalam tool kits itu dijelaskan mengenai metode pengajaran yang harus disesuaikan oleh sekolah dengan kondisi penyandang cacat. Selain itu, juga akan dipamerkan hasil kerajinan tangan siswa SLB dari seluruh Jakarta, Surabaya dan Lampung.
detikNws.com, 2 mei 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....