
Surabaya - Arif Afandi memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kesenian tradisional. Kesenian tradisional seperti reog harus terus dilestarikan sebagai bentuk penghargaan masyarakat kepada peninggalan sejarah nenek moyangnya.
Pernyataan Arif Afandi ini disampaikannya dalam acara sarasehan Warok se Surabaya (Pur Boyo) di jalan Bendul Mrisi Permai Blok B, Surabaya, Sabtu (22/05/2010) malam. "Seperti kesenian ludruk yang sempat saya carikan sponsor untuk bisa terus eksis," ujar Arif Afandi, calon walikota periode 2010-2015 mencontohkan usahanya dalam menyelamatkan budaya bangsa.
Menurut Arif, Seperti halnya kesenian ludruk, reog juga mengalami tekanan dalam menghadapi arus budaya modern yang semakin mengglobal di setiap lapisan masyarakat Surabaya. "Agar tidak musnah, maka kesenian reog harus terbuka dengan perkembangan zaman," ujar cawawali lulusan UGM dan Unai ini.
Artinya, budaya reog harus mau berinteraksi dengan kesenian modern yang tengah digandrungi dimasyarakat. "Beberapa waktu lalu saya sempat meminta anak breakdance untuk berunjuk kebolehan tarian mereka dangan mengcomparenya dengan ganongan khas reog," ujar Arif.
Hasilnya, ganongan justru mendapatkan apresiasi lebih tinggi daripada breakdance. itulah bukti menurut Arif jika kesenian tradisional pada dasarnya memiliki kekuatan dan cirikhas tersendiri.
Sarasehan ini dihadiri sebanyak 60 komunitas Reog di seluruh Surabaya. Dari jumlah itu, setiap komunitas Reog diwakilkan oleh maksimal 4 rekannya. "Pertemuan ini memang dilakukan secara rutin di setiap minggunya," ujar yusni Kurniawan, anggota Reog Mawar Barong Muda di Kapasari Pedukuhan.
Sumber : www.walikotaku.com, 23 Mei 2010
yg gini nig, yg gw suka, sip deh buat REOG
BalasHapus