• Mahasiswa Unej Gelar Festival Reog di Jember

    Jember - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Paguyuban Seni Reog Mahasiswa (PSRM) Sardulo Anorogo Universitas Jember (Unej) menggelar Festival Reog di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu.

    Ketua panitia pelaksana, Fahmi Mubaroq mengatakan, Festival Reog tersebut digelar untuk memberikan sebuah wadah terhadap para pencinta kesenian Reog di Kabupaten Jember dan meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya tradisional Indonesia.

    "Masyarakat kurang tertarik pada kesenian Reog, padahal banyak warga asing yang ingin belajar kesenian Reog," kata Fahmi.

    Menurut dia, mahasiswa Unej ingin menunjukkan kecintaan kepada kesenian Reog yang pernah diklaim sebagai budaya negara tetangga, Malaysia.

    "Sebenarnya saya prihatin ketika Malaysia mengklaim Reog sebagai kesenian mereka, namun masyarakat Indonesia sepertinya kurang peduli untuk menjaga dan mencintai kesenian Reog itu sendiri," katanya.

    Untuk itu, kata dia, Festival Reog yang digelar di halaman parkir gedung Soetardjo Unej diharapkan dapat menjadi perekat kebangsaan masyarakat di Indonesia, khususnya di Kabupaten Jember.

    Ia menjelaskan, pelaksaan Festival Reog digelar 15-16 Agustus, yang diikuti oleh lima peserta yang akan tampil selama dua hari tersebut.

    "Minimnya jumlah peserta karena Festival Reog baru digelar pertama kali di Kabupaten Jember," katanya.

    Seluruh peserta festival, kata dia, berasal dari masyarakat Jember di kawasan Jember Selatan seperti Kecamatan Ambulu dan Wuluhan.

    "Saya berharap ada komunitas pencinta Reog di Jember sehingga kesenian tradisional bangsa Indonesia itu tidak akan punah," katanya.

    Lima peserta tersebut akan memperebutkan piala Juara I, II, III serta uang pembinaan sebesar Rp500 ribu hingga Rp1 juta untuk menghargai kreativitas mereka dalam berkesenian Reog.

    "Selain Juara tersebut, panitia akan memberikan hadiah kepada peserta dengan penampilan tari terbaik dan menabuh gamelan terbaik," katanya.

    Untuk para juri Festival Reog, kata dia, berasal dari dua orang dosen Unej dan seorang staf di Kantor Pusat Unej yang mengerti tentang kesenian Reog.

    "Beberapa juri itu pernah menjadi pelaku kesenian Reog dan pengamat kebudayaan Reog," katanya.


    Sabtu, 15 Agst 2009
    Penulis : Zumrotun Solicha - Antara Jawa Timur
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Cari Blog Ini



Free Widgets
Free Counter

Networked Blogs

Visitors

Picture of Reog dance

Facebook

Profil Facebook Bahrudin Khoiri

NeoCounter

Follow me

Max Dien - Find me on Bloggers.com

KELANA