Wiwik Wiedayati Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Surabaya Selasa (5/7) membenarkan bahwa, kedatangan para turis tersebut secara khusus memang untuk menikmati keindahan serta tradisi dan budaya khas Indonesia pada umumnya serta budaya khas Surabaya pada khususnya.
“Mereka memang ingin hadir dan melihat dari dekat kesenian tradisional di Surabaya. Termasuk juga aktivitas warga masyarakat di Kota Surabaya. Karena itu, ketika kami ajak ke Balai Pemuda, dan pada kesempatan itu kami suguhi atraksi Reog Ponorogo,” kata Wiwik Wiedayati.
Selanjutnya, tambah Wiwik, setelah menyaksikan Reog Ponorogo, sekitar 22 turis asal Prancis tersebut akan melanjutkan perjalanan dan kunjungannya ke House of Sampoerna untuk melihat dari dekat para pekerja pabrik rokok kretek melinting tembakau menjadi rokok kretek.
Tidak hanya itu, para turis bakal ditunjukkan dan diajak berkeliling kedalam pasar tradisional yang ada di Kota Surabaya untuk melihat dan meraakan sendiri sensasi berbelanja didalam pasar tradisional yang mungkin saja dinegara asal mereka sudah tidak mereka temui keberadaannya.
Peter satu diatara warga negara Prancis yang hadir bersama rombongan mengaku takjub melihat kesenian yang ditampilkan oleh kelompok kesenian Reog Ponorogo asal Kota Surabaya yaitu Singo Mangku Joyo.
“Ini sangat luar biasa dan di Prancis tidak ada yang seperti ini. Apalagi ada anak-anak kecil yang ikut bermain. Sungguh luar biasa,” kata Peter dalam bahasa Prancis.
Para turis asal Prancis tersebut berkesempatan beberapa diantaranya duduk diatas kepala singa yang menjadi bagian paling menarik dari Dadak Merak khas Reog Ponorogo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....