Rabu, 23-11-2011 11:43:31
PONOROGO – Perhitungan panitia Grebeg Suro tahun ini meleset jauh. Acara pembukaan yang dirancang meriah Senin (21/11) malam, kalah gaung dari tayangan langsung final sepak bola Sea Games antara Indonesia versus Malaysia. Pun, acara di panggung utama Alun-alun Ponorogo itu molor berjam-jam.
PONOROGO – Perhitungan panitia Grebeg Suro tahun ini meleset jauh. Acara pembukaan yang dirancang meriah Senin (21/11) malam, kalah gaung dari tayangan langsung final sepak bola Sea Games antara Indonesia versus Malaysia. Pun, acara di panggung utama Alun-alun Ponorogo itu molor berjam-jam.
Yang terang, pembukaan Grebeg Suro tidak seheboh tahun lalu. Tak hanya
pada semaraknya acara, tata rias panggung terkesan apa adanya. Panggung
utama di alun-alun hanya ditambah potongan gambar sebagai penutup celah
yang ada. ‘’Beda jauh dibanding tahun lalu,’’ ungkap Suyanto,
salah seorang warga yang mengaku dua tahun berturut-turut menyaksikan
pembukaan Grebeg Suro.
Tanda-tanda acara pembukaan itu sepi dan berlangsung seadanya sudah
terasa pukul 19.30. Deretan kursi undangan melompong. Tanpa kecuali,
kursi penonton yang hanya terisi satu-dua orang. Penerangan yang kurang
maksimal menambah kesan senyap di panggung utama. Hingga pukul 20.30,
Bupati Ponorogo H Amin dan jajaran pejabatnya tak kunjung datang.
‘’Lha iya, katanya pesta budaya ini menghabiskan biaya Rp 1,2 miliar
tapi kok pembukaannya saja kurang greget,’’ heran Suyanto.
Rombongan Bupati H Amin yang mengiringi Wakil Gubernur Jatim H
Syaifullah Yusuf baru tiba di lokasi sekitar pukul 21.00. Namun,
kemegahan acara pembukaan belum juga terasa lantaran tata panggung dan
lighting yang tidak mendukung. Belum lagi, acara molor dalam hittungan
jam. ‘’Memang acara molor, tapi bukan karena kesengajaan,’’
kelit Kabag Humas dan Protokol Pemkab Ponorogo Didik Setyawan.
Didik berdalih kedatangan Wagub Jatim terlambat hingga bupati harus
menunggu sebelum masuk panggung utama. Terkait sepinya penonton, dia
berkilah hanya kebetulan lantaran pembukaan Grebeg Suro bersamaan dengan
pertandingan timnas sepak bola Indonesia melawan Malaysia.
‘’Mungkin saja masyarakat memilih sepakbola, jadi alun-alun
kelihatan sepi,’’ ujarnya.
Sementara itu, H Syaifullah Yusuf meminta Grebeg Suro dilestarikan untuk
mengembangkan potensi budaya lokal. Dia berharap acara yang digelar
setiap tahun itu dapat menjadi salah satu ikon wisata budaya kelas
nasional atau bahkan internasional. ‘’Reyog itu sudah menjadi
kesenian yang terkenal di dunia. Tinggal bagaimana kesenian ini
dimanfaatkan sehingga memberikan nilai positif bagi daerah,’’ kata
Gus Ipul –sapaan Syaifullah Yusuf.
http://www.radarmadiun.co.id/main.php?act=detail&catid=25&id=10909
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....