• Dari Kirab Paguyuban Reog Ponorogo di Banjarbaru Kagumi Kekuatan Pembarong Dadak Merak

    Minggu (25/7) kemarin Lapangan DR Murdjani Banjarbaru riuh dengan alunan musik khas Ponorogo. Mulai gendang, gong dan bende bertalu-talu. Seiring dengan irama rancak tersebut dadak merak berkepala harimau meliuk-liuk begitu indah.

    SUROTO, BANJARBARU

    DISAKSIKAN warga Banjarbaru, 5 (lima) buah Dadak Merak (topeng kepala singa dengan hiasan burung merah dan bulunya di atas kepala singa) mengikuti kirab kesenian Reog Ponorogo di depan Balikota Banjarbaru yang datang dari penjuru Kalsel.

    Para Pembarong membawa Dadak Merak yang tingginya sekira satu setengah meter dengan mengenakan celana panjang hitam dan baju kimplong (baju yang hanya punya satu cantelan bahu) dan harus menggigit kayu di bagian dalam kepala singa untuk mengangkat Dadak Merak inilah menjadi pusat perhatian warga yang melihat.

    Bagaimana tidak, seorang pembarong haruslah orang yang sangat kuat, karena dia harus bisa menundukkan Dadak Merak hingga menyentuh lantai dan mengangkatnya lagi ke posisi tegak. Dadak Merak sendiri disimbolkan sebagai Singobarong dan secara umum Dadak Merak inilah yang membuat tari Reog Ponorogo menjadi sangat unik, karena bentuk topengnya yang sangat besar dan khas serta adanya filosofi di dalamnya.
    Kirab itulah yang dilakukan paguyuban Reog Ponorogo Pawargo Kalsel. Sepanjang perjalanan dari Martapura menuju Banjarbaru, arak-arakan Reog Ponorogo menjadi perhatiam masyarakat yang melihatnya. Tak jarang, banyak pengendara berbalik untuk mengikuti perjalanan para pemain reog hinnga sampai di lapangan DR Murjani.

    “Kami sengaja menggelar pawai Reog Ponorogo ini. Tujuan lain agar lebih memasyarakat Reog Ponorogo di tanah Kalimantan. Kami terbuka, bagi masyarakat asli yang mau belajar kami sangat terbuka,” ujar Guntur, ketua panitia.

    Pada kirab paguyupan itu, Wakil Walikota Ruzaidin Noor diundang sebagai tamu kehormatan. Bahkan Ruzaidin tampak menikmati sajian Reog Ponorogo yang sedang tampil. Tak jarang Ruzaidin terkejut melihat tingkah laku Pujangganong dan dadak merak sedang beraksi.

    “Saya cuma membayangkan, kok bisa kuat orang yang membawa dadak merak seberat itu. Saya yakin mereka perlu latihan yang sangat keras, bahkan cara memainkan dadak meraknya juga bagus,” begitu kata Ruzaidin.

    Walikota terpilih 2010-2015 tersebut juga mengatakan bahwa kesenian apapun yang ada di Banjarbaru khususnya dan Kalsel pada umumnya harus mendapat apresiasi dari pemerintah.
    “Mestinya pemerintah akan ikut mengembangan kesenian semacam ini Sebab kesenian adalah asset daerah yang sangat berharga,” tambahnya..

    http://www.radarbanjarmasin.co.id/index.php/berita/detail/35/3576
    26 Juli 2010
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Cari Blog Ini



Free Widgets
Free Counter

Networked Blogs

Visitors

Picture of Reog dance

Facebook

Profil Facebook Bahrudin Khoiri

NeoCounter

Follow me

Max Dien - Find me on Bloggers.com

KELANA