Kamis, 29 November 2007 | 13:18 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 2000-an seminan reog asal Ponorogo, Wonogiri, dan sekitar Jakarta menggelar aksi keprihatinan di Kedutaan Malaysia, Jalan HR Rasuna Said,Kuningan, Kamis (29/11). "Kalau Malaysia senang dengan Reog silahkan saja, tapi jangan diakui budaya mereka," kata Koordinator Aksi, Agoeng Djatmiko.
Menurut dia, Seni Tari Reog merupakan kebudayaan asli Ponorogo, Jawa Timur. Pemerintah Kabupaten Ponorogo juga sudah mendaftarkan reog di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia bernomor 026377 tanggal 11 Februari 2004.
Selain orasi, para seniman juga menyuguhkan 6 tarian reog, seperti Warok, Jathil (pasukan tempur), Bujang Ganong dan Dadak Merak, di jalur lambat depan kantor kedutaan. Aksi ini sempat memacetkan arus kendaraan di Rasuna Said.
Aksi berlangsung sekitar satu jam sejak pukul 09.30 WIB.
Ketua Paguyuban Reog Indonesia, Begug Purnomosidi, menuntut permintaan maaf resmi dari Pemerintah Malaysia yang telah mengklaim reog, yang disebutnya dengan barongan, sebagai budaya mereka. Dia juga meminta pernyataan resmi pemerintah Malaysia akui seni barongan sebagai budaya asli Indonesia.
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato Zainal Abidin Zein yang mendatangi pengunjuk rasa menyatakan sekitar 150 tahun silam, sekelompok orang Indonesia hijrah ke wilayah Malaysia yang kini termasuk negara bagian Johor dan Selangor. "Lalu mereka praktekkan budaya (asli) mereka di sana," kata Zainal. "Tapi Kerajaan Malaysia tidak pernah klaim tarian barongan itu orisinal dari Malaysia," ujar dia.Reza M - TNR
TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 2000-an seminan reog asal Ponorogo, Wonogiri, dan sekitar Jakarta menggelar aksi keprihatinan di Kedutaan Malaysia, Jalan HR Rasuna Said,Kuningan, Kamis (29/11). "Kalau Malaysia senang dengan Reog silahkan saja, tapi jangan diakui budaya mereka," kata Koordinator Aksi, Agoeng Djatmiko.
Menurut dia, Seni Tari Reog merupakan kebudayaan asli Ponorogo, Jawa Timur. Pemerintah Kabupaten Ponorogo juga sudah mendaftarkan reog di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia bernomor 026377 tanggal 11 Februari 2004.
Selain orasi, para seniman juga menyuguhkan 6 tarian reog, seperti Warok, Jathil (pasukan tempur), Bujang Ganong dan Dadak Merak, di jalur lambat depan kantor kedutaan. Aksi ini sempat memacetkan arus kendaraan di Rasuna Said.
Aksi berlangsung sekitar satu jam sejak pukul 09.30 WIB.
Ketua Paguyuban Reog Indonesia, Begug Purnomosidi, menuntut permintaan maaf resmi dari Pemerintah Malaysia yang telah mengklaim reog, yang disebutnya dengan barongan, sebagai budaya mereka. Dia juga meminta pernyataan resmi pemerintah Malaysia akui seni barongan sebagai budaya asli Indonesia.
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato Zainal Abidin Zein yang mendatangi pengunjuk rasa menyatakan sekitar 150 tahun silam, sekelompok orang Indonesia hijrah ke wilayah Malaysia yang kini termasuk negara bagian Johor dan Selangor. "Lalu mereka praktekkan budaya (asli) mereka di sana," kata Zainal. "Tapi Kerajaan Malaysia tidak pernah klaim tarian barongan itu orisinal dari Malaysia," ujar dia.Reza M - TNR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....