JAKARTA (Suara Karya) : Guna memacu potensi industri pariwisata, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri menggelar pentas kesenian tradisional di Anjungan Jawa Tengah Taman, Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (13/12). Event cukup bergengsi itu sekaligus ajang promosi budaya daerah ini.
Masyarakat perantau dari Wonogiri, dan umumnya dari Jawa Tengah di Jabodetabek menyambut antusias kegiatan ini. Hadir Bupati Wonogiri H Begug Purnomosidi, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Wonogiri Bambang Haryadi, Kepala Perwakilan Jateng di Jakarta Kus Darmanto, Ketua Pakari Hj. Ari Susanto, dan tokoh Wonogiri, Leles Sudarmanto.
Penampilan Reog Ponorogo yang telah beberapa kali menyabet juara dalam event festival tingkat nasional mengawali pentas itu, dilanjutkan dengan kepiawaian Kesenian Kucingan, gerak tari yang menggambarkan binatang piaraan kucing, dimana semua penari dalam keadaan tidak sadarkan diri (kerasukan roh kucing-Red) yang gerak-geriknya menggambarkan binatang kucing.
Tari Kethek Ogleng, yaitu tari kera putih yang menggambarkan tokoh Begawan Anoman yang lincah dan gesit, atraksi ini sangat memukau penonton. Sebagai penutup acara kesenian campur sari yang tidak asing lagi bagi orang Jawa.
Kepala Perwakilan Jateng di Jakarta, Kus Darmanto mengharapkan agar event ini dapat dikembangkan guna memacu industri pariwisata di kabupaten ini. Usai sambutan ia menyerahkan cinderamata kepada Bupati, dilanjutkan dengan pagelaran Tari Bedoyo. Tari Bedoyo "Tumuruning Wahyu Katresnan" merupakan tari yang diciptakan oleh Begug.
Kesenian campur sari tersebut dihibur grup campur sari Himalaya banyak permintaan lagu dari berbagai paguyuban yang hadir, seperti Paguyuban Wonogiri di Lampung, Paguyuban Kabupaten Sragen, Paguyuban Giritontro, dan sebagainya.
suara karya, 16 des 2009
Masyarakat perantau dari Wonogiri, dan umumnya dari Jawa Tengah di Jabodetabek menyambut antusias kegiatan ini. Hadir Bupati Wonogiri H Begug Purnomosidi, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Wonogiri Bambang Haryadi, Kepala Perwakilan Jateng di Jakarta Kus Darmanto, Ketua Pakari Hj. Ari Susanto, dan tokoh Wonogiri, Leles Sudarmanto.
Penampilan Reog Ponorogo yang telah beberapa kali menyabet juara dalam event festival tingkat nasional mengawali pentas itu, dilanjutkan dengan kepiawaian Kesenian Kucingan, gerak tari yang menggambarkan binatang piaraan kucing, dimana semua penari dalam keadaan tidak sadarkan diri (kerasukan roh kucing-Red) yang gerak-geriknya menggambarkan binatang kucing.
Tari Kethek Ogleng, yaitu tari kera putih yang menggambarkan tokoh Begawan Anoman yang lincah dan gesit, atraksi ini sangat memukau penonton. Sebagai penutup acara kesenian campur sari yang tidak asing lagi bagi orang Jawa.
Kepala Perwakilan Jateng di Jakarta, Kus Darmanto mengharapkan agar event ini dapat dikembangkan guna memacu industri pariwisata di kabupaten ini. Usai sambutan ia menyerahkan cinderamata kepada Bupati, dilanjutkan dengan pagelaran Tari Bedoyo. Tari Bedoyo "Tumuruning Wahyu Katresnan" merupakan tari yang diciptakan oleh Begug.
Kesenian campur sari tersebut dihibur grup campur sari Himalaya banyak permintaan lagu dari berbagai paguyuban yang hadir, seperti Paguyuban Wonogiri di Lampung, Paguyuban Kabupaten Sragen, Paguyuban Giritontro, dan sebagainya.
suara karya, 16 des 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....