• Manggolo Projo, Komunitas Pecinta Reog di Kota Pasuruan

    SUARA gamelan khas Ponorogo terdengar dari salah satu areal kosong di Pasar Bukir, Kota Pasuruan. Puluhan orang terlihat duduk bersila membentuk lingkaran dalam ukuran besar. Beberapa diantaranya menari, membentuk gerakan gemulai pasukan berkuda.

    Itulah salah satu kegiatan komunitas pecinta Reog Ponorogo di Kota Pasuruan. Komunitas yang bernama Manggolo Projo ini rutin latihan di bawah pimpinan Sutriman, wong Ponorogo.

    Kecintaan komunitas ini pada Reog Ponorogo membuat mereka berniat kuat untuk melestarikan kesenian unik itu. Bahkan, fakta bahwa reog bukanlah kesenian asli Kota Pasuruan menjadi tidak penting bagi mereka.

    Namun, untuk terus menghidupkan kesenian ini ternyata tidak cukup hanya mengandalkan latihan. Sebab, seiring berjalannya waktu, mereka butuh modal untuk meremajakan peralatan reog atau biaya untuk riasan pemain.

    Sadar akan kebutuhan ini, Manggala Projo mulai go public. Mereka mulai menghadiri undangan berbagai kegiatan. Mulai Agustusan, mantenan atau khitanan. Untunglah, go public itu mendapat respon luar biasa.

    Sejak lima tahun lalu sudah tidak terhitung berapa banyak undangan tanggapan yang mereka hadiri. Dari hasil tampil tanggapan itu, Manggala Projo bisa memenuhi kebutuhan pengeluaran untuk alat dan riasan pemain.

    Bahkan beberapa tahun terakhir, mereka mulai berani memasang tarif. Hasilnya mereka gunakan untuk transportasi dan membeli peralatan baru. Kalaupun ada uang lelah, jumlahnya tidak banyak. Hanya cukup untuk jajan bagi pemain yang masih kecil, merokok bagi pemain dewasa, atau sekedar membeli nasi bungkus untuk keluarga besar mereka.

    Kini di usianya yang hampir sewindu, kelompok reog ini semakin eksis. Sayangnya, mereka kesulitan melakukan regenerasi. Sebab, untuk mencari anak-anak atau pemuda yang tertarik pada reog bukan hal mudah. Apalagi memaksa mereka menjadi pemain.

    Agar tidak sampai mati, Manggala Projo masih mengandalkan keluarga dekat mereka agar bisa bergabung dalam kesenian itu. Mulai dari anak, keponakan, bahkan sampai cucu.

    “Namun, kami menekankan agar mereka tidak menutup diri dengan dunia luar. Meski bukan keluarga sendiri, tetap harus diberi kesempatan. Asal sama-sama memiliki semangat melestarikan budaya asli Indonesia,” kata B. Sulistyo W, pembina Reog Manggolo Projo.

    Terbentuknya Manggolo Projo sendiri berawal dari cangkrukan yang dilakukan beberapa seniman lokal. Saat itu, Wakil Wali Kota Pasuruan Pudjo Basuki juga terlihat di sana. Dari cangkrukan itu, tebersit keinginan memiliki perkumpulan reog.

    Impian itu akhirnya terwujud sekitar tahun 2000. Sutriman langsung didapuk sebagai ketuanya karena dianggap lebih banyak tahu tentang reog. Dengan model komunikasi getok thular, laki-laki yang suka tampil sebagai warok reog ini menggandeng seniman-seniman yunior yang memiliki ketertarikan sama pada Reog Ponorogo. Sekitar 50 orang bergabung dalam komunitas itu.

    Modal besar yang dibutuhkan untuk membeli segala peralatan Reog Ponorogo diusahakan oleh Pudjo. Dari kocek pribadinya, orang nomor dua di lingkungan Pemkot Pasuruan ini menyiapkan semua fasilitas yang dibutuhkan para seniman tersebut.

    Latihanpun dimulai. Beberapa remaja putri menjadi penari jatil, yaitu ksatria muda yang menunggangi jaran kepang. Sementara itu, bocah laki-laki berperan sebagai ganong.

    Ksatria yang ditokohkan sebagai pelawan kebatilan dari angkara murka reog dipilih penari laki-laki. Tentu saja yang sudah terbukti piawai mempertontonkan gerak ksatria yang gagah perkasa. (*)

    Radar Bromo, Jumat, 11 Jan 2008
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Cari Blog Ini



Free Widgets
Free Counter

Networked Blogs

Visitors

Picture of Reog dance

Facebook

Profil Facebook Bahrudin Khoiri

NeoCounter

Follow me

Max Dien - Find me on Bloggers.com

KELANA