• Gamelan Reog dan Dua Wangsa Besar Jawa

    " Slompret ngempret, kempul ngungkung
    Kendang Riyel, Ketipung imbal
    Bonang loro tur slendro, selompret pelog...
    Jaran kepang nyongklang, merake ngigel
    Macan mangap megap - megap
    Bujang Ganong Galeyah imbal
    Wus wancine yen to reog gawe gumbiro...... "


    Dalam sebuh pertunjukan kesenian reog, biasanya orang terkesima dengan para penarinya yang sangat mempesona, baik itu penari warok, bujang ganong, jathilan maupun pembarong yang menarikan dhadhak merak. Penonton terkesima dengan penari Bujang Ganong yang atraktif, humor dan akrobatik, daya kekuatan dan pesona magis dari seorang pembarong, kecantikan dan kemolekan penari jathilan. Daya pesona para pemain dalam penampilan tersebut, penonton akan terbawa dan hanyut untuk mengikuti gerakan dari penari, sehingga penontonpun melupakan irama gamelan yang mengiringi pertunjukan reog tersebut.

    Gamelan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesenian reog. Di samping para penari, posisi penggamel juga sangat mendukung kesuksesan pertunjulan. Para penari tidak akan menarik dan mempesona tanpa diiringi gamelan. Oleh karena itu istilah yang dipakai dalam kesenian reog, hubungan penari dan gamelan adalah " dol tinuku - jual beli ". Maksudnya, dalam pertunjukan reog terjadi jual beli antara penari dan gamelan, penari menjual gerakan dan ekspresinya, dan sebaliknya penggamel menjual bunyi - bunyian yang sudah di komposisikan secara menarik. Komposisi gamelan reog tergolong unik, yaitu perpaduan gamelan yang bersuara "slendro" dan "pelog". Perpaduan suara pelog dan slendro inilah yang menimbulkan suasa magis dalam kesenian reog.

    Instrumen Gamelan Reog, menurut Sejarah Kebudayaan mempunyai nilai historis tersendiri yang berkaitan dengan sejarah Jawa kuno, yaitu bersatunya dua wangsa besar di bumi Jawa ini. Dua wangsa besar itu adalah Wangsa Syailendra dan Wangsa Sanjaya. Mulyadi dalam bukunya Sejarah Kerajaan Wengker, menyebutkan bahwa semasa Wangsa Sanjaya berkuasa, nada gamelannya mempunyai gamelan yang bernada " pelog " saja sedangkan semasa Wangsa Syailendra gamelan keseniannya bernada " slendro". Dua wangsa yang semula saling bermusuhan tersebut akhirnya bersatu dan hidup berdampingan kembali.

    Pada masa kerajaan Wengker kuno abad V sampai abad X, terdapat perubahan yang mendasar terkait nada gamelan. Gamelan yang pada masa itu hanya bernada " Pelog " saja, ditambah dengan nada gamelan " Slendro ", karena pada masa itu ada perkawinan yang melibatkan dua wangsa besar Jawa, yaitu perkawinan Rakai Pikatan dan Pramodha Wardhani. Rakai Pikatan yang berasal dari Sanjaya wangsa kawin dengan putri dari Syailendra wangsa, Pramodha Wardhani. Dari perkawinan tersebut, secara otomatis terjadi pembauran dalam segala segi kshidupan termasuk gamelan. Perkawinan dua wangsa tersebut juga dikuti oleh nada gamelan "pelog" dan "slendro". Prasasti yang berupa nada gamelan ini hanya ada dalam suatu kesenian yang atraktif, magis yaitu kesenian Reog Ponorogo.
  • You might also like

    10 komentar:

    1. mari lestarikan budaya bangsa :)

      BalasHapus
    2. Ulasan yang menarik untuk dijadikan bahan tulisan atau penelitian.... ok

      BalasHapus
    3. Bagus banget blognya. Ada saran nih, gimana kalo dibuat satu perkumpulan/paguyuban/organisasi yang menaungi masalah reog.

      BalasHapus
    4. Maaf,saya sangat terkesan dengan lagu selompret. Apakah lirik lagu diatas sudah 100% benar, sesuai dengan lagu aslinya, kalau memang benar, tolon diterjemahkan. maturnuwun.

      BalasHapus
    5. lirik lagu slompret2 itu dah nyampe akhr blm?...
      ak pgn hafalin tu lagu...
      mohon tulis lengkap ya...

      BalasHapus
    6. ayo,, lestrkan bdaya bangsa kita!! agar tidk diakui bngsa lain. . . .

      BalasHapus
    7. Arifudin : monggo....

      Anonim : terima kasih..

      Pag. Reog Gembong Bawono : kami kira itu ide bagus..

      Syafrizal : kpn2 kita terjemahkan.. suwun

      Batik Madrim : saya kira sudah cukup...

      Rinda : monggo...

      BalasHapus
    8. sukka buat blog ini,, soalnya q slah 1 pemain + penyanyi reog..
      te2p lestarikan ya budaya bangsa kita

      BalasHapus
    9. Slompret ngempret, kempul ngungkung
      Kendang Riyel, Ketipung imbal
      Bonang loro tur slendro, selompret pelog...
      Jaran kepang nyongklang, merake ngigel
      Macan mangap megap - megap
      Bujang Ganong Galeyah imbal
      Wus wancine yen to reog gawe gumbiro

      di goyang gan,. berkunjung di daerah ambarawa tiap minggu ada kesnian ini gan.

      BalasHapus
    10. Bulan kendhang riyel tapi kendhang riya. Artinya kendhang besar. Dinten riya atau riyaya itu hari besar. Trus Bujang Ganong (aslinya Pujangga Anom) gaweyan kiprah. Maksudnya, tugasnya kiprah. Kiprah itu menari dengan cara beratraksi. Misalnya salto. Trus baris terakhir bunyinya Pranyata kagunan reyog, sanyata gawe gumbira.

      BalasHapus

    Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Cari Blog Ini



Free Widgets
Free Counter

Networked Blogs

Visitors

Picture of Reog dance

Facebook

Profil Facebook Bahrudin Khoiri

NeoCounter

Follow me

Max Dien - Find me on Bloggers.com

KELANA