• Pemkab Ponorogo Berusaha Patenkan Reog di Tingkat Dunia

    Sumber : Kompas.com
    Minggu, 2 Agustus 2009 | 18:08 WIB

    PONOROGO, - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo, Jawa Timur, tengah berupaya mengurus hak paten tingkat dunia untuk kesenian asli daerah setempat, yakni Reog Ponorogo. Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo, Gunardi, Minggu (2/8), mengatakan, upaya tersebut dilakukan untuk mengamankan kebudayaan asli Ponorogo setelah ancaman akan hilangannya seni Reog karena diklaim sebagai budaya Malaysia dengan sebutan tari Barongan.

    Sebenarnya, kata dia, pengurusan hak paten ini telah dilakukan sejak tahun 2004, atau sebelum kesenian Reog ini diklaim sebagai milik Malaysia. "Hasilnya, Pemkab berhasil mendaftarkan hak paten kesenian Reog sebagai kesenian asli Ponorogo ke Departemen Hukum dan HAM dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004," ujarnya.

    Menurut dia, hak paten tingkat dunia tersebut tengah memasuki proses penjajakan dengan pihak terkait yang ada di tingkat pusat. Ia berharap proses hak paten internasional tersebut tidak mengalami kendala. Semua elemen, baik eksekutif, legislatif, maupun kalangan pencinta kesenian Reog di Ponorogo, kata dia, telah berbulat tekad untuk mengamankan warisan budaya yang nyaris hilang ini akibat kesalahpahaman dengan Pemerintah Malaysia.

    "Kami yakin, upaya tersebut akan didukung oleh masyarakat Indonesia pada umumnya," katanya. Pihaknya juga akan meminta bantuan dari Departemen Pariwisata, Kebudayaan, dan Pendidikan untuk mengurus masalah ini.

    Menurut dia, wacana itu sudah dibahas dengan Bupati Ponorogo. "Reog Ponorogo diharapkan menjadi salah satu ikon Indonesia, seperti senjata tradisional Jawa, yakni keris," katanya. Sebelumnya pada akhir tahun 2007, rakyat Indonesia dikejutkan dengan tampilan tarian serupa Reog yang diberi nama Barongan di situs Kementerian Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Malaysia. Tarian tersebut diklaim sebagai warisan Melayu yang dilestarikan di Batu Pahat, Johor, dan Selangor, Malaysia.

    "Berkaitan dengan peristiwa tersebut, perwakilan Pemkab Ponorogo, yakni saya sendiri dan Bupati Muhadi, bertolak ke Jakarta untuk menemui Duta Besar Malaysia di Indonesia, guna memperoleh klarifikasi," katanya. Hasilnya, lanjut dia, pemerintah Malaysia mengaku hanya mengumpulkan semua budaya atau etnis yang ada di daerahnya untuk memperkaya budaya aslinya dalam rangka menarik minat kunjungan pariwisata.

    "Meski demikian, kami tidak mau kecolongan lagi. Walaupun sudah ada hak paten dari Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia, perjuangan untuk mengamankan Reog Ponorogo dan budaya Indonesia lainnya harus terus dilakukan," katanya.

    Berkaitan dengan hal tersebut, pihaknya berupaya untuk sesering mungkin mempertontonkan kesenian Reog Ponorogo ke kalayak umum dalam berbagai kesempatan. "Seperti dalam rangka hari jadi Kabupaten Ponorogo tahun ini, pemkab setempat akan menggelar Festival Reog Mini tingkat pelajar. Tujuannya, selain untuk melestarikan budaya, juga sebagai upaya untuk mencari kader pemain kesenian Reog," katanya.
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Cari Blog Ini



Free Widgets
Free Counter

Networked Blogs

Visitors

Picture of Reog dance

Facebook

Profil Facebook Bahrudin Khoiri

NeoCounter

Follow me

Max Dien - Find me on Bloggers.com

KELANA