Delapan belas kali Festival Reog Nasional diadakan, delapan belas
kali perhelatan akbar seni reog berlangsung, delapan belas kali pula
hajatan besar para seniman tradisional itu diselenggarakan. Gaung akan
pelaksanaan Festival Reog Nasional yang dilaksanakan bersamaan dengan
Grebeg Suro itu, dan malahan berbarengan dengan Hari Ulang Tahun
Ponorogo sudah menggema ke seluruh wilayah Nusantara bahkan dunia
(mungkin..??). Pelaksanaan setiap tahun selalu meriah dengan berbagai
kegiatan yang mengiringi Perayaan akbar itu. Pameran keris, pameran
bonsai, pameran Ayu - ayuan, ganteng - gantengan (Pemilihan Kakang
Senduk...), sima'an Al Qur'an, Wayang, ketoprak, dangdut, balap kuda,
larung sesaji dan lainnya terselenggara sangat meriah... itulah gambaran
sedikit tentang sebuah hajatan besar dari kota kecil yang tercepit oleh
dua gunung (gunung Wilis dan Lawu).
Tidak bermaksud
mengesampingkan semua kegiatan yang lain, Festival Reog Nasional
merupakan kegiatan utama yang dinanti oleh semua pihak khususnya seniman
reog dimanapun berada. Meskipun dulunya hanya sebuah kesenian lokal
yang terkesan angker dan brutal tetapi sekarang kesenian itu menjadi
sebuah pertunjukan yang hebaat, indah dan spektakuler. Piala yang
diperebutkan pun tidak gemen - gemen (main - main).. Piala Presiden...
wow sangat prestisius.
Sepanjang ajang Festival Reog
Nasional itu terselenggara (sudah 18 kali), sebuah perjalanan
perkembangan kesenian reog yang tidak bisa dianggap sebelah mata kiranya
perlu ada REFLEKSI dan EVALUASI dari FRN I smpai FRN XVII. Tentunya itu
semua harus OBYEKTIF dan PROPORSIONAL. Materi yang menjadi point -
point penting atas terselenggaranya FRN perlu diadakan KAJI ULANG agar
perkembangan kesenian reog lebih baik, terprogram, dan benar - benar
menjadi darah daging masyarakat Ponorogo pada khususnya dan masyarakat
pd umumnya.
Beberapa hal teknis pelaksanaan yang kiranya
perlu mendapat perhatian (yang non teknis sperti pendanaan, sponsor,
ilklan dst biarlah panitia yang ngurus), antara lain.... (kalau yg
pengen nambahi tdk apa - apa hehe )...
1. Tujuan, maksud
penyelenggaraaan.. (kalau ga salah baca di Pedoman Umum mulai FRN I
smpai XVII belum ada perubahan yang signifikan).
2.
Inventarisasi Grup - grup reog secara menyeluruh kiranya belum lengkap
dan Up to date. masih banyak kesalahan nama grup padahal sudah sering
mengikuti FRN
3. Sarasehan. Forum sarasehan yang sangat
penting dan pokok seakan hilang begitu saja tanpa ada keseriusan dari
semua pihak terutama panitia. Forum sarasehan ini sangat penting
mengingat komunikasi antar grup lebih penting dari pertunjukan atau
kompetisi, karena dengan sarasehan itu akan terjalin komunikasi antara
para seniman, pengelola grup dsb. Selain itu tentunya akan muncul
berbagai usulan, saran dan point - point penting untuk perkembangan
kesenian Reog
4. Tim Juri. Sampai sekarang 17 kali
penyelenggaraan, Tim Juri tidak pernah diumumkan secara jelas siapa saja
personilnya, bagaimana curiculum vitaenya, apa karyanya, apa
aktivitasnya dll. Jangan menganggap ini tidak penting lho sebab
kapabilitas, kredibilitas Juri sangat mempengaruhi KUALITAS FRN itu
sendiri.
5. Penilaian. Sistem penilaian disetiap festival
apa saja biasanya tidak jelas terutama kesenian karena setiap orang
tidak akan sama cara penilaiannya. Namun demikian kiranya akan lebih
PLONG, LEGA, BAGUS kalau NILAI DITAMPILKAN ketika sebuh grup selesai
tampil. Transparansi ini perlu dibangun dan dimulai, karena menghindari
DEAL - DEAL tertentu dibalik itu semua dengan mengatasnamakan RAPAT JURI
untuk KOMPROMI - kompromi dari pihak tertentu.
Penulis
mengira tentunya masih banyak saran dan masukan dari masyarakat, hanya
saja penulis dapat menyajikan 5 point yang sering mendapat sorotan
masyarakat.
Kiranya semua itu tidak terlepas dari rasa
kebanggaan dan harapan dari kita semua khususnya penulis, agar supaya
perkembangan kesenian reog lebih berkualitas, bermartabat dan terlepas
dari POLITISASI. Semoga Festival Reog Nasional XVIII tahun 2011 ini
semakin baik dan sukses. amiin
Terima kasih.
Lereng Gunung Wilis, Bumi Wengker
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....