Grup kesenian Reog Singo Giri Pemerintah Kabupaten Wonogiri kembali menjadi juara pertama Festival Reog Nasional 2005 dan berhak memboyong piala bergilir Presiden RI dan hadiah uang Rp 6 juta.
Festival Reog Nasional ini digelar bersamaan dengan perayaan tradisi grebeg Sura di alun-alun Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Informasi reog Pemkab Wonogiri mendapat juara pertama telah disampaikan secara resmi oleh panitia Festival Reog Nasional dari Ponorogo, kata Kepala Sub Dinas Pariwisata Seni Budaya Kabupaten Wonogiri Sentot Sujarwoko SH,Jumat.
Keberhasilan ini berarti mampu menyisihkan 42 grup reog se-Indonesia. Maka Reog Singo Giri Wonogiri asuhan langsung Bupati H Begug Poernomosidi S, berhak memboyong piala bergilir Presiden RI sebagai lambang supremasi reog paling bergengsi di Indonesia.
Bagi Pemkab Wonogiri, tambah Sentot Sujarwoko, keberhasilan ini merupakan gelar kejuaraan nasional kali keempat yang diraih reog Pemkab Wonogiri dalam tiga tahun terakhir ini. Pertama, pada tahun 2003 lalu, Singo Giri telah lebih dulu meraih gelar juara pertama.
Kedua, di tahun 2004, Singo Giri mampu mempertahankan gelar kejuaraannya dengan menempati rangking kedua nasional.
Ketiga, pada tahun 2004 juga, reog bocah Pemkab Wonogiri mampu menyabet gelar juara pertama nasional festival reog mini se Indonesia di Ponorogo Jatim. Keempat, di tahun 2005 ini, Singo Giri kembali meraih gelar kejuaraan sebagai juara pertama festival reog nasional.
Menurut Sentot, grup Reog Singo Giri Pemkab Wonogiri mendapat giliran naik panggung lomba, Selasa (8/2) lalu. Kemunculannya di panggung festival nasional kali ini, dengan tekat mempertahankan gelar kejuaraan reog paling bergengsi di Indonesia. Gelar festival reog nasional di Ponorogo ini, dilaksanakan bersamaan dengan penyambutan pelaksanaan tradisi grebeg Sura tahun Jimakir 1938.
Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Seni Budaya (DPPSB) Kabupaten Wonogiri, Hendro Purbandoro SH MM, menyatakan, untuk tekat mempertahankan gelar di tahun 2005 ini, diturunkan sekitar 50 personil termasuk para seniman pengrawit. Untuk mempertahankan gelar kejuaraan kali ini, tambahnya, dirasa lebih berat sebab saingannya makin tahun makin kompetitif. Semua group yang maju lomba pada umumnya berambisi untuk meraih juara.
Terlebih grup tuan rumah, yang para waroknya cukup handal, mengingat Ponorogo terkenal dengan predikat bumi reog. Di arena festival itu, Singo Giri, juga mendapatkan persaingan ketat dari group reog asal Surabaya dan Jember, yang sama-sama juga berambisi ingin meraih juara.
Festival Reog Nasional ini digelar bersamaan dengan perayaan tradisi grebeg Sura di alun-alun Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Informasi reog Pemkab Wonogiri mendapat juara pertama telah disampaikan secara resmi oleh panitia Festival Reog Nasional dari Ponorogo, kata Kepala Sub Dinas Pariwisata Seni Budaya Kabupaten Wonogiri Sentot Sujarwoko SH,Jumat.
Keberhasilan ini berarti mampu menyisihkan 42 grup reog se-Indonesia. Maka Reog Singo Giri Wonogiri asuhan langsung Bupati H Begug Poernomosidi S, berhak memboyong piala bergilir Presiden RI sebagai lambang supremasi reog paling bergengsi di Indonesia.
Bagi Pemkab Wonogiri, tambah Sentot Sujarwoko, keberhasilan ini merupakan gelar kejuaraan nasional kali keempat yang diraih reog Pemkab Wonogiri dalam tiga tahun terakhir ini. Pertama, pada tahun 2003 lalu, Singo Giri telah lebih dulu meraih gelar juara pertama.
Kedua, di tahun 2004, Singo Giri mampu mempertahankan gelar kejuaraannya dengan menempati rangking kedua nasional.
Ketiga, pada tahun 2004 juga, reog bocah Pemkab Wonogiri mampu menyabet gelar juara pertama nasional festival reog mini se Indonesia di Ponorogo Jatim. Keempat, di tahun 2005 ini, Singo Giri kembali meraih gelar kejuaraan sebagai juara pertama festival reog nasional.
Menurut Sentot, grup Reog Singo Giri Pemkab Wonogiri mendapat giliran naik panggung lomba, Selasa (8/2) lalu. Kemunculannya di panggung festival nasional kali ini, dengan tekat mempertahankan gelar kejuaraan reog paling bergengsi di Indonesia. Gelar festival reog nasional di Ponorogo ini, dilaksanakan bersamaan dengan penyambutan pelaksanaan tradisi grebeg Sura tahun Jimakir 1938.
Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Seni Budaya (DPPSB) Kabupaten Wonogiri, Hendro Purbandoro SH MM, menyatakan, untuk tekat mempertahankan gelar di tahun 2005 ini, diturunkan sekitar 50 personil termasuk para seniman pengrawit. Untuk mempertahankan gelar kejuaraan kali ini, tambahnya, dirasa lebih berat sebab saingannya makin tahun makin kompetitif. Semua group yang maju lomba pada umumnya berambisi untuk meraih juara.
Terlebih grup tuan rumah, yang para waroknya cukup handal, mengingat Ponorogo terkenal dengan predikat bumi reog. Di arena festival itu, Singo Giri, juga mendapatkan persaingan ketat dari group reog asal Surabaya dan Jember, yang sama-sama juga berambisi ingin meraih juara.
gatro.com, 12 Feb 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita rembug bersama, agar kesenian reog lebih berkwalitas dan berkembang, tetapi jika ngobrol tanpa ada ACTION sama halnya BO'ONG, maka setelah kita ngbrol sambil NGOPI kita TATA gamelan dan langsung kita REOGAN.....